Friday 5 October 2012

Senja di Halaman

Tatkala melihat awan nan elok. Sang surya mulai tersipu malu dibalik bukit. Senandung Cinta membara dalam hati, ketika menatap seonggok bangunan berwarna hijau putih. Seketika perhatian terpusat pada seseorang. Tak jelas siapa dia namun aku seperti pernah mengenalnya. Ternyata dia adalah kakek tua renta yang aku temui tdai pagi. Dia menatap penuh senyum yang seolah menyimpan makna mendalam. Seolah berpesan bahawa masa depan bangsa kami ada ditangan hamba dan kawan. Saat itu tubuhku lemah seolah tak berdaya ada apa gerangan? Waktu menunjukkan pukul 16:00, sebut saja Blacky. Mengirim pesan sebanyak 13 kali tanpa aku ketahui. Belum terlintas dibenak apakah isi pesan tersebut.  Dia berkata "selamat ya. aku udah ga sanggup lagi. jangan sampai kamu kecewain kita semua." jujur saja semakin bingung perasaanku. Belum selesai Kakek misterius sekarang pesan bermakna tak jelas. Kuputuskan ke persimpangan jalan sekedar untuk mencari minum di toko milik sorang pendatang. Kutunggu angkutan yang biasanya mengantarku dari Lumajang ke Tempeh.  " pasirian lee,, candipurooo.." teriak sang kernek. Aku masih bimbang. Apa aku harus pulang dengan membawa misteri atau menunggu sampai aku bertemu seorang teman yang mengerti semua ini? Apakah aku harus rela jalan kaki 10 KM karena angkutan itu yang terakhir. It's to hard for me.

No comments:

Post a Comment