Saturday 25 June 2016

Wajib Baca ! Kebiasaan Maba ini Bikin Kamu Ngakak Sendiri :D

Sekarang udah bulan Juni nih, bulannya mahasiswa baru atau MABA. Biasanya, setelah sukses mengikuti kegiatan-kegiatan penerimaan mahasiswa baru sang maba merasa seneng banget bisa bergabung di kampus tercintanya. Tapi yang namanya maba kadang ngelakuin kebiasaan yang mungkin lucu di mata kakak tingkatnya hehe maklum belum tau seluk beluk kampus :D . Berdasarkan pengamatan sama pengalamanku sih, ini beberapa kebiasaan lucu maba di kampus.

1. Takut sama kakak - kakak panitia Ospek

Sebagai maba kebanyakan bakal takut sama kakak2 panitia ospek, lebih tepatnya peraturannya. Maba gak berani melanggar tatib yang udah ditentuin sama panitia. Dan kalau udah melanggar pasti dalam pikirannya "matilah gue!" padahal melanggar dikit2 ga masalah lah hehe. Biasanya yang paling ditakuti adalah peraturan kalau poin pelanggaran udah sekian, maka ga bakal dapet sertifikat peserta ospek dan harus mengikuti ospek di tahun berikutnya. Padahal pengalaman teman saya tetep dapet tuh walaupun ga ikut beberapa hari hehe.

2. Menganggap "WOW" apa yang ada di kampus.
Seorang maba tentu masih masa transisi antara kehidupan di sekolahnya dengan di kampus. Di kampus, mereka banyak nemuin apa yang gak ada di sekolahnya. Apapun itu, bisa seorang dosen yang kelihatannya pinter banget (apalagi gelarnya Dr., Sp., Ph.D, dll), Gedung kuliah yang keren, bertingkat dan berfasilitas lengkap, teman2 dari seantero jagad :D dll. Padahal ketika mereka udah masuk di bangku kuliah lama kelamaan mereka akan merasa bahwa apa yang dipikirkan sebelumnya tidak sebagus yang dirasakan sekarang, saat udah lama kuliah. Kadang mereka juga komplain. Eh ternyata kurang ini, kurang itu, ikurang inu kurang iti, dll. 

3. Beli buku banyak, ujungnya ga dibaca
Nah ini pesen buat temen-temen. Sebaiknya, pilih-pilih dulu kalau mau beli buku dan cari tau isi bukunya. Penting banget ga buat kuliahmu di semester awal (1,2) jangan sampai kamu membebani ortu mu dengan tagihan buku yang mahal-mahal. Memang omongan seorang dosen kadang seolah-olah semua buku yang disarankan itu penting. Padahal tidak. Pengalaman saya, juga gitu. Sudah beli buku banyak-banyak ternyata yang terpakai sekitar 40% aja. Ya kebanyakan ambil sumber di inet sih hehe.

4. Cari - cari kenalan di grup maba
"Halo..salam kenal" itulah kalimat sapaan paling sering diucapin maba di sosmed hehe. Padahal, ketika di dunia nyata kebanyakan diantara mereka canggung dan malu-malu buat ngobrol sama teman barunya.

5. Punya pengalaman lain? Yuk share ! :)

Sunday 24 April 2016

Ketika Tuhan "Menjebloskan" Saya ke Kampus yang Tepat

"Ting tung", bunyi notif BB saya di malam hari.

Saya buka pesan yang masuk ke hp saya tadi. Dengan mata agak ngantuk saya baca perlahan, rupanya dari adik kelas saya semasa SMP. Dia bertanya ke saya tentang tempat kuliah saya saat ini.

"Mas aku mau daftar kuliah ini, mau nyobak daftar di kampusnya sampeyan!"

"Oh iya, daftar aja dek siapa tau bisa masuk", jawab saya. Agak senang memang jika ada adik kelas yang ingin sekampus dengan saya, setidaknya menunjukkan kalau kampus saya kuliah ini lumayan laris hehe.

"Mas, jurusan apa ya yang bagus di sana?", lanjut bertanya.
"Setauku sih dek di sini yang favorit itu teknik informatika sama kesehatan", agak ragu sebenarnya, mengingat jawaban saya ini hanya berdasar katanya.

"Oalah iya mas. Kesehatan isinya apa aja sih?"
"Ada gizi sama rekam medik dek", jawab saya.

"Lo mas aku pengen masuk gizi ini! tapi kok aku baru tau ya yang namanya rekam medik? itu apaan sih?"
"Itu prodinya kaya administrasi dek, tapi bidang kesehatan, kaya di rumah sakit - rumah sakit itu", jawabku pakai bahasa polos, supaya dia gak bingung. Padahal, arti sebenarnya gak sesempit itu sih.

"Loala... menarik juga yo...", ekspresi adik kelas saya rupanya agak kagum hehe.
"Makanya kamu masuk-o sini ya!", sambil promosi nih.

"Mas, kata guruku kalau milih prodi suruh ngelirik akreditasinya. Nah akreditasi kampus sampeyan itu gimana?", wih ternyta adik kelas saya ini pertanyaannya sampai sejauh itu. Ngomong-ngomong saya agak sensitif juga kalau dengar kata akreditasi. Pasalnya, akreditasi kampus saya memang sudah "B" atau baik. Tapi prodi yang saya jalani ini masih "C". Iya! Masih "C"!!!.

Dari penggalan chat saya dengan adik kelas saya tadi mengingatkan saya pada betapa galaunya saya saat masuk kuliah. Coba bayangkan, ketika saya masih stres akibat gagal lulus SNMPTN beberapa minggu kemudian sudah harus menghadapi SBMPTN. Tekanan yang kalian rasakan saat ini, juga pernah saya rasakan ketika mau masuk kuliah dulu. Awalnya saya daftar SBMPTN di beberapa prodi, di 2 PTN terbaik di Jawa Timur. Akreditasinya A dan saya lulus. Lulus pada prodi Matematika Murni yang katanya scientist banget. Bebarengan juga saya lulus UMPN di Politeknik Negeri yang akreditasinya masih "B". Orang tua saya sih memberikan kebebasan kepada saya. Tapi entah mengapa saya lebih srek pada prodi di Politeknik Negeri ini. 

Jebret!!! Serangkaian proses sudah terlewati, so langsung skip aja yah hehe.

Saya daftar ulang di Politeknik. Sudah habis uang banyak dan tinggal tunggu masuk ospek dan kuliahnya saja. Setiap buka sosmed selalu lihat cerita teman-teman yang masuk di Universitas so levelnya udah S-1 sedangkan saya "masih" di D-4 alias S-1 Terapan. Agak minder juga sih, apalagi ada yang bilang D-4 itu S-1 yang dianak tirikan dan sebagainya, tapi itu gak bener kok. Pasti dan dijamin hehe. Dalam otak saya berpikir "Goblok banget ya saya  pilih prodi di politeknik yang notabenenya cuma Diploma. Helo? udah gak jaman diploma kali.." Maklum ya readers, isi otak anak gak pernah kuliah hehe. Lama kelamaan perasaan itu hilang, terlebih ketika memasuki masa-masa UTS semester 1. Saya semakin pede dengan tempat kuliah saya. Tentu itu tidak tanpa alasan ya. Alasan saya merasa nyaman kuliah di sini adalah rasa syukur. Saya sangat bersyukur "dijebloskan" Tuhan ke sini. Ada banyak ilmu yang sesungguhnya lebih saya sukai dan kuasai di sini. Tentu lebih menyenangkan dibandingkan program studi di Universitas yaitu Matematika, sama sekali gak ada passion, lah wong milihnya juga asal milih wkwk, jujur nih ya. 

Jika dilihat saya saat masa SMA, sebenarnya saya juga tidak mengalami kesulitan yang sangat di bidang matematika, namun jika passion sudah berkata tidak suka mau bagaimana lagi?
Sedangkan kuliah saya saat ini (rekam medik) menawarkan kurikulum yang sebenarnya sangat saya sukai di SMA, antara lain; IT (Pemrograman), Biomedik (Kedokteran Dasar), Kesehatan masyarakat, dll. Saya sangat semangat kuliah di sini. Semakin hari semakin optimis saya dalam menjalani kuliah, karena saya rasa memang ini passion saya. Hampir semua mata kuliah di prodi ini saya sukai, tidak ada yang dibenci sama sekali. Apalagi lingkungan sosialnya, rasa kekerabatan dan persahabatannya tinggi sekali. Temen-temen juga lucu-lucu, unik juga. Dan ketika semester awal kemarin, indeks prestasi (IP) saya juga lumayan memuaskan. Bisa saja itu semua tidak saya dapatkan di tempat lain. Memang prodi saya ini tidak keren dan akreditasi masih pas-pasan. Namun saya yakin bahwa akreditasi prodi saya ini bukan pertanda bahwa pendidikannya masih alakadarnya.Terbukti, fasilitas di kampus saya sangat memadai. Dosen - dosen yang mengampu juga sangat profesional dan berkualifikasi tinggi, ada yang alumnus pascasarjana UGM, UNAIR, UNDIP, UNS, ITS juga. Namun memang perlu dimaklumi bahwa prodi saya ini memang masih baru, so sangat wajar jika akreditasinya masih cukup. Padahal proses pendidikannya bisa dikatakan Excelent :)

Akreditasi Prodi C awas! Gak laku kerja!
Awalnya saya sempat merasa minder, kecewa, bisa mati nih kalau habis kuliah mahal-mahal ternyata pas mau kerja ditolak di mana-mana. Hmm.
Saya bukanlah tipe orang yang selalu berpatokan pada status yang tertulis semacam akreditasi. Saya lebih percaya akan kemampuan diri saya. Saya yakin bahwa saya bisa bersaing dengan lulusan yang lainnya. Untuk mencapai itu saya kuliah dengan sangat serius (gak segawat kaya di tulisan blog ini sih hehe) dan terus mengasah hard dan softskill saya. Inshaallah semuanya akan lancar. Banyak kok alumnus dari prodi saya ini yang sudah bekerja di instansi negeri, nasional, maupun internasional. Wuh keren kan? Sedangkan lulusan kampus yang keren, tapi tidak mampu mengembangkan skillnya juga akan kalah bersaing di dunia kerja. Apalagi saingannya sudah sangat ketat. So jangan dipikirkan!

Dan dari itu semua saya sangat bersyukur.
Ternyata pilihan saya tidak salah. Sangat tepat, dan tentu pasti ada campur tangan Tuhan. Terimakasih ya Allah.
Alhamdulillah.

Sekian
Rendi Adiansa
Mahasiswa Baru 2015

Wednesday 13 April 2016

MNC Media yang "Sok" Eksklusif

Apa kira2 yang membuat MNC Media saat ini menjadi perusahaan konten provider yang (sok) Eksklusif? 
Banyak sekali daftar problem yang ditimbulkan dari kebijakan MNC Media belakangan ini, yang terbaru adalah persetruan dengan perusahaan telekomunikasi BUMN PT. TELKOM, produknya indiHome. Selain itu, kabarnya MNC juga meminta perusahaan tv berbayar yang tidak mau diajak bekerja sama untuk menurunkan channel-channel besutan MNC (RCTI,MNCTV,GlobalTV). Dan kemarin MNC Pictures merilis sinetron / drama seri "Kabayan Sekolah Lagi". Saat itu promo di Dahsyat, tayang di channel indhouse milik Indovision. Jika semua isu tadi kita tarik hubungan dengan kebutuhan politik sang pemilik, bukankah harusnya channel yang FTA dibiarkan tayang di platform manapun. Hitung-hitung numpang promo gratis, anda senang, perusahaan untung, pak bos jaya? tetapi logika itu justru tidak berlaku di dalam korporasi MNC. hehe tergolong unik memang untuk perusahaan besar sekelas MNC.

Friday 1 January 2016

Perbandingan Kualitas Keyboard Menurut Pandangan Amatir Saya hehe

Salam.
Perkenalkan sebelumnya, saya Rendi mahasiswa baru di Kota Jember. Ditengah kesibukan saya sebagai pelajar sy masih menyempatkan diri untuk menggeluti hobi musik saya, terutama keyboard atau orang bilang piano,orgen,kibot atau apa lah :D
Meskipun sy orang yang awam di dunia musik tapi diam diam sy juga mengamati kualitas dari alat musik tersebut mulai dari pengoperasiannya, desain, dan kualitas suaranya. Merek-merek yang pernah saya coba antara lain Yamaha, Korg, Roland, Casio, Medeli. Dari saya kelas 3 SD sudah pernah coba puluhan tipe keyboard dari merek merek tersebut hehe. Ada yang saya rasa mantab, ada juga yang masih kurang nendang suaranya.

Yang pertama saya ulas adalah merek Yamaha. Merek ini paling banyak tipe yang sudah saya coba antara lain
PSR 173 340 350 450 550 520 620 730 s710 s910 s750 e203 e433
dari pengalaman saya coba tipe diatas saya puas dengan desainnya, user interfacenya, penggunaannya mudah dipahami, sound pianonya bagus. Mekipun agak tipis, tapi natural, tutsnya juga nyaman. Dari segi body keyboard yamaha desainnya paling bagus menurut saya, bobotnya juga ringan. Namun ada juga kekurangannya, untuk tipe lama suara akustiknya 'lucu' menurut saya. Style etnik Indonesia seperti campursari dan dangdut kurang beragam dan sound kendang, tabla kurang menarik menurut saya, kecuali tipe S750 yang sudah support sampling.

KORG
Tipe korg yang sudah pernah saya coba PA500 Pa50 Pa50SD
Pertama saya pegang keyboard korg ketika kelas 3 SMP. Pertama saya coba pa500, saya langsung kagum dengan fiturnya yang sudah support SD card dan touchscreen. Ketiga tipe korg diatas memiliki kualitas suara yang cenderung sama. Suaranya nendang, style dangdutnya OK dan beragam, mudah dicari. Keyboard korg ini dijual dengan harga yang relatif terjangkau jika kita lihat kemampuannya.

to be continued

Program Mencari Nilai Faktorial Bahasa C

--#include
#include
int n;
int faktorial (int a);

void main ()
{
clrscr();
printf(" Menghitung nilai faktorial n! \n n=");
scanf("%d",&n);
printf(" n! = %d",faktorial(n));
getch ();
}

int faktorial(int a)
{
if ((a==0) || (a==1))
return 1;
else
return a*faktorial (a-1);
}

Fungsi Dengan Nilai Balik Bahasa C

--#include
#include
int kuadrat(int a);
void main()
{
clrscr();
for (int bil=2; bil<20 bil="" p=""> {
printf("\t%d",bil);
printf("\t%d\n",kuadrat(bil));
}
for (int bil2=1; bil2<10 bil2="" p=""> {
printf("\t%d",bil2);
printf("\t%d\n",kuadrat(bil2));
}
getch();
}

int kuadrat(int a)
{
int z;
z=a*a;
return(z);
}

Fungsi Tanpa Nilai Balik di Bahasa C


-#include
#include
void garis();
void main()
{
clrscr();
garis();
printf("Judul Buku \t\t\t Pengarang   \n");
garis();
printf("Pemrograman C++ \t\t Abdul Kadir\n");
printf("Pengolahan Citra Digital \t Ahmad Zakiy\n");
printf("Visual Basic \t\t\t M. Toha\n");
garis();
getch();
}

void garis()
{
int i;
for (i=0; i<50 i="" p=""> printf("-");
printf("\n");
}

Program Membuat Persegi / Persegi Panjang Bahasa C

//NAMA : RENDI ADIANSA
//NIM : G41151090
//ABSEN : 27
#include
#include
int a,p,l,x,y;
luas();
luas()
{
a=p*l;
printf("%d",a);
}

void main ()
{
clrscr();
printf("Membuat Persegi Panjang\n");
printf("Masukkan panjang persegi\t: ");
scanf("%d",&p);
printf("Masukkan lebar persegi\t\t: ");
scanf("%d",&l);
printf("Luas bidang persegi\t\t: ");
//hasil perhitungan luas persegi
luas();
printf("\n");
//gambar persegi
{
//bagian atas
{
printf("|");
{
for(x=0; x printf("-");
}
printf("|\n");

}
//bagian tengah
{
for(y=2; y
{
printf("|");
{
for(x=0; x printf(" ");
}
printf("|\n");
}
}
//bagian bawah
{
printf("|");
{
for(x=0; x printf("-");
}
printf("|");
}
}
getch();
}