Tuesday 28 July 2015

Mitos - Mitos tentang SNMPTN dan SBMPTN

Salam..
Halo adik-adik SMA yang sedang ingin melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Pada postingan ini saya akan bercerita tentang mitos-mitos tentang SNMPTN dan SBMPTN. Dasar dari saya mengatakan mitos adalah pengalaman dan pengamatan saya sendiri. Oke langsung saja saya mulai ya..

A. Mitos - Mitos SNMPTN
1. Menentukan jurusan dan prodi harus berdasar nilai yang menonjol di rapor.
Maksut poin ini adalah, jika kamu mau menentukan prodi di PTN kamu harus menghitung nilai rapormu. Mana yang lebih bagus dari semua nilai. Misalnya kalau rapormu bagus di Matematika dan Fisika kamu disarankan memilih prodi yang ada hubungannya dengan tehnik atau ilmu hitung lainnya. Hal ini bisa saya katakan ada benarnya, namun pada kenyataan saat SNMPTN bisa saja berbeda. Meskipun nilaimu ekstrim di Matematika dan Fisika terkadang justru tidak diterima, dan temanmu yang unggul di Biologi dan Kimia justru diterima. begitu juga sebaliknya. Contoh yang lain adalah, teman saya nilai biologi dan kimia mendekati KKM, akan tetapi justru dia diterima di prodi yang ada hubungannya dengan Medis,Kesehatan,Farmasi yang katanya nilai Biologi dan Kimianya harus sangat baik.

2. Mengurutkan berdasar passing grade
Hal ini sangat disarankan baik di bimbel maupun sekolah. Poin ini sangat perlu di terapkan di SBMPTN namun kurang pas jika diterapkan di SNMPTN. Karena apa? kecil kemungkinan peserta seleksi diterima pada universitas pilihan kedua. Meskipun bisa, namun sangat kecil kemungkinan karena kebanyakan PTN sudah over kuota dan tidak mau berspekulasi mencari peserta seleksi berkualitas yang menepatkan PTNnya pada pilihan kedua. Sebaiknya pilih saja sesuai kemampuan dan keinginanmu, jika kamu berpotensi besar untuk lulus di suatu PTN, maka letakkan saja pada pilihan pertama. Jangan lagi mencari pilihan yang peminat lebih banyak dan favorit lalu kamu letakkan di pilihan pertama, sedangkan PTN yang berpotensi besar menerimamu kamu letakkan di pilihan kedua. Jika seperti itu kecil kemungkinan kamu dapat diterima.

B. Mitos - Mitos SBMPTN
1. Ada subtes yang tidak diisi atau minus maka peserta mutlak tidak diterima SBMPTN
Ini bisa jadi saya katakan mitos, karena apa? pada saat tes SBMPTN kemarin ada subtes yang tidak saya isi atau diisi namun ragu, ternyata saya tetap bisa lulus SBMPTN.

2. Lokasi tes semakin dekat dengan kota besar, soal semakin sulit
Hmm.. ini benar - benar mitos, nyatanya baik di Jakarta maupun Jember sekalipun bobot soal tidak jauh berbeda, bahkan tipe soalnya sama persis. Iya kan?

Demikian postingan saya kali ini. Saya susun berdasar pengalaman dan pengamatan saya, perbedaan dapat saja terjadi di lapangan. Semoga bermanfaat. Aamiin.

No comments:

Post a Comment