Tuesday 4 August 2015

Karakteristik dan Strategi 'Menghajar' SOAL SBMPTN

Halo readers... Kalian pejuang SBMPTN tahun 2016? Nih saya bagikan beberapa karakteristik plus strategi soal SBMPTN yang terkenal 'tingkat dewa' hehe...

1. Soal SBMPTN TKD Saintek dan Soshum lebih sulit daripada soal TPA.

2. Penyumbang terbesar dalam skor seleksi SBMPTN adalah soal TKD, dengan porsi sampai dengan 70%

3. Meskipun soal TKD memiliki porsi hingga 70%  dalam seleksi, kenyataannya justru banyak yang lolos seleksi karena nilai TPA yang maksimal atau bahkan mendekati sempurna.

4. Meskipun memiliki tingkat kesulitan yang super tinggi, soal TKD pasti ada beberapa yang sangat mudah. Untuk soal yang sangat mudah kalian wajib menjawab benar, karena ini kesempatan buat kalian untuk menambah skor. Pada saat saya tes SBMPTN, setiap sub tes ada saja yang sangat mudah. Matematika 1 soal, Fisika 4 soal, Kimia 4 soal, Biologi 4 soal dari keseluruhan 60 soal.

** Soal matematika yang sangat mudah biasanya diambil dari materi deret geometri, dan transformasi. Untuk soal semacam ini tidak memerlukan rumus yang sulit, bahkan digambar saja sudah bisa menyelesaikan soal tersebut.

*** Soal fisika yang sangat mudah biasanya diambil dari  materi GLBB, Gerak parabola, Kinematika Gas, dll. Karakteristik soal ini biasanya hanya perlu memasukkan angka ke dalam rumus dan langsung ditemukan jawabannya.

**** Soal kimia yang sanagat mudah biasanya diambil dari materi Sifat koligatif, Ksp, Titrasi, pH asam basa dll. sama dengan fisika soal tipe ini hanya bermain angka dan rumus saja.

***** Soal bilogi yang tingkat kesulitannya rendah atau sangat mudah biasanya diambil dari materi simbiosis, identifikasi fungi, karakteristik virus dan bakteri, ekologi, dll.

5. Jika soal terbilang sulit jangan panik terlebih dahulu. Pahami kalimat soal lalu pikirkan fakta-fakta yang berhubungan dengan soal yang dimaksut. Jika kamu tidak bisa menemukan jawaban yang benar, coba cari jawaban yang menurutmu salah. Lalu pertimbangkan dengan cermat dan yakin. Jika tidak? TINGGALKAN.

6. Untuk sub tes matematika fisika dan kimia yang membutuhkan rumus, kebanyakan tidak langsung to the point, melainkan harus menggabungkan dari beberapa teori dan rumus. Ibarat perjalanan dari kota A ke kota B, kamu ga lewat jalan raya, melainkan jalur alternatif, gang-gang sempit dan sebagainya. Jadi kamu gak mungkin belajar hanya dengan sebulan bahkan semalam :D setidaknya butuh satu semester untuk latihan soal SBMPTN.

7. Manajemen waktu sangat penting. Beri target waktu pengerjaan setiap soal, jangan sampai terlalu fokus ke soal yang sulit sehingga soal yang mudah lupa tidak dikerjakan. Akhirnya kehabisan waktu deh.

8. Jangan terpengaruh tetangga saat tes :D lirik kanan lirik kiri dapat mempengaruhi percaya diri dan konsentrasi.

Monday 3 August 2015

Cerita Memilukan Seleksi Beasiswa BIDIK MISI

Salam...
Cerita ini saya dapatkan dari ibu saya yang pernah bertemu dengan seorang karyawan sebuah instansi di Jember. Saat itu ibu saya sedang jalan-jalan di kota Jember, dan tidak sengaja bertemu dengan bapak-bapak yang saya sebutkan karyawan tadi. Dari ketidaksengajaan itu, entah apa yang menyebabkan tiba-tiba ada percakapan tentang perkuliahan, dan lebih spesifiknya tentang beasiswa bidikmisi. Singkat cerita bapak tersebut bercerita keluh kesah tentang nasibnya, nasib anaknya terutama. Beliau memiliki seorang putra yang sangat pandai dan bisa dikatakan cerdas. Semasa sekolah, anaknya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pelombaan akademik baik tingkat provinsi maupun nasional. Berbagai medali emas sudah sering ia sabet. Nah, dari salah satu perlombaan yang ia menangkan, dia bertemu dengan seorang dosen yang menjanjikan freepas masuk salah satu PTN yang sangat favorit dan bagus di mata masyarakat. Siapa juga yang tidak mau masuk PTN itu tanpa tes tanpa ribet langsung masuk saja. Sang anak mengutarakan keinginannya masuk PTN tersebut pada bapaknya, dia juga menjelaskan kalau masuk PTN itu tanpa tes, sudah dapat freepas imbuhnya. Sang bapak yang sangat bangga tadi bertanya pada anaknya, apakah dia juga mendapat beasiswa? ternyata tidak. Anaknya hanya mendapat freepass masuk PTN itu saja, tanpa beasiswa (reguler). Bapaknya memperhitungkan biaya kuliah anaknya, sudah jauh dari tempat tinggal, UKTnya pun mahal. Sebagai orang tua tentu sedih jika dihadapkan dengan permasalahan tersebut. Karena tak ingin membebani orang tua, sang anak mendaftar beasiswa Bidikmisi dari Dikti. Namun, beasiswa itu ditolak. Tak heran sang bapak mengaku bahwa ia memiliki rumah yang cukup bagus, listriknya pun bedaya besar, 1300watt. Besar kemungkinan bahwa bidikmisinya ditolak karena hal tersebut. Sang bapak kebingungan dengan kenyataan itu. Ia menjelaskan bahwa pendapatannya saat ini belum mencukupi untuk kebutuhan kuliah anaknya, lahwong untuk kebuhan sehari-hari keluarganya sudah kesulitan. Di instansi tersebut ia mendapat gaji Rp. 900.000,00 setiap bulannya, dan ditambah pendapatan istrinya yang berjualan kue. Jika anda mendengar cerita tersebutl, dalam hati pasti anda bertanya "dengan penghasilan sekecil itu bagaimana bisa punya rumah bagus, listriknya besar pula?". Tanpa terlontar pertanyaan tersebut dari ibu saya. Bapak itu menambahkan sendiri, bahwa ia dulu pernah bekerja di perusahaan otomotif asal jepang, gajinya sangat banyak. Dari tabungannya saat bekerja tersebut dia membangun rumah bagus itu. Ia mampu membeli beberapa kendaraan roda dua. Tapi sayangnya beberapa tahun kemudian ia terkena PHK dari perusahaan, dan tidak mendapat pekerjaan lain lagi, kecuali di instansi tempat Ia bertugas saat ini.

Mungkkin inilah letak kelemahan persyaratan beasiswa bidikmisi, mengingat harta fisik yang dimiliki saat ini ternyata belum tentu mencerminkan kondisi ekonomi terbaru. Bisa saja memiliki rumah bagus namun sebenarnya income yang didapat sangat minim.