Saturday 27 October 2012

Puisi : Aku Bukanlah Kamu

Aku manusia biasa
Aku tak sempurna
Aku berlumur dosa
Aku penuh khilaf
Aku sesak kesalahan

Namun...
Jangan sekali - kali kau paksakan
Sesuatu yang mustahil bagiku
Aku sudah berusaha
Aku sudah meneteskan jutaan keringat
Untuk sesuatu yang mustahil

Sebagai balasannya
Kau caci diriku
Kau hina diriku
Kau paksa diriku
Kau paksa diriku mengungkit
Mengungkit - ungkit kesalahanku
Kelemahan dan kebodohanku
Tuk merendahkan diriku
Tuk menjatuhkan diriku
Tuk Menghancurkan diriku
Tuk menjadi seperti yang kau mau

Didepan banyak orang
Kau hakimi aku
Kau luluhkan hatiku
Semata - mata supaya kau puas
Supaya kau senang
Dan berhasil membela kaum
Yang sepihak denganmu

Sekarang kau telah tersenyum
Melihatku malu dan hancur di depan umum
Kau tertawa selebar mulut iblis
Dan berkata dalam hatimu
"kini ku puas akan nasibmu"

karya : Rendi Adiansa C@ 2012

Saturday 13 October 2012

Karya Sastra Indah : Tisu Dari Langit


Seandainya dapat dilahirkan kembali, aku ingin menjadi tisu. Tisu yang setia di tas punggungmu maupun di saku seragam sekolahmu. Yaitu Tisu yang akan menghapus keraguan yang mulai menetes dari mata mu.


Entah sudah berapa lembar tisu ia habiskan untuk mengusap benih-benih hujan dari langit itu. Dua langit yang kala ia berbinar menyorotkan dua buah matahari hitam yang berkilau karena pantulan matahari yang di langit biru. Saksi sejarah ketika dua buah langit mulai memerah karena kesetiaan yang ia pelihara, lapuk karena kekasih hatinya lebih tertarik dengan langit-langit yang lain. Mungkin karena kesetiaan bukanlah seperti matahari dan bulan yang saling membuat langit menjadi terhiasi. Juga mungkin bukan seperti bintang-bintang di angkasa yang bertaburan membentuk lengkungan menyerupai setengah huruf ketiga dalam abjad Alphabet yang menyerupa senyummu kala dua langit di wajahmu berwarna putih cerah dengan dua matahari hitam bermanik mengkilap.

"Pergi kau! Dasar pengganggu" itu kan kalimat yang kau lontarkan ketika kucoba mengusap air matamu dengan selembar tisu. Entah apa alasanmu hingga berbuat seperti itu. Ya aku tak terlalu pedulilah kau anggap aku ini pengganggu, sok perhatian, sok peduli atau sok-sok yang lainnya pun aku tak peduli karena aku hanya ingin menghapus air matamu. Aku hanya tidak rela dua langit putih cerah dengan dua matahari hitam bermanik mengkilap itu menjadi merah muda, dan parahnya lagi sampai hujan!

Kini hujan dari dua langit yang tak lagi cerah sudah sampai di pipi segaris pucuk hidungmu. Aku perhatikan air itu. Kenapa kau biarkan air itu menurun hingga seturun itu? Terlintas pertanyaan dalam benakku. Entah apa yang membuatmu hingga sesedih ini. Sedih? Apa kamu sedih? Menurutku tidak. Tapi kenapa kamu menangis? Mungkin karena kekesalanmu dengan kekasihmu. Bisa jadi. Entahlah aku tidak peduli urusanmu dengan kekasihmu. Aku hanya tidak rela dua langit putih cerah dengan dua matahari bermanik hitam mengkilap itu menjadi dua langit yang mendung berwarna merah muda, dan parahnya lagi sampai turun hujan!


"Aku tidak apa-apa, pergi kau!!" hujatnya padaku kala kucoba menghapus air matanya dari pipinya yang sudah hampir mencapai dagu. "Sial, perhatianku yang tulus ini dia anggap sampah" celotehku dalam hati. Aku masih saja heran dengan kalimat yang baru saja ia lontarkan. Sampah. Aku juga heran kenapa ketulusan ini dianggap sampah seperti tisu yang sehabis ia gunakan lalu dibuang seperti sampah lainnya. Padahal tisu tak sejahat kekasihnya yang sudah membuat matanya memerah, dan parahnya lagi sampai membuat ia menangis. Aku heran kenapa tidak kekasihnya saja yang ia buang? Kenapa harus tisu? Tisu yang setia sedia kapan pun untuk mengahapus air matanya, kini harus ia remat, kusut dan porak poranda. Sekusut dan seporak porandanya hati ini kala celutusnya masuk kedalam telinga.

Tapi kini sepertinya kau mulai luluh lagi dengan kekasihmu. Aku merasa ikut senang karena aku harap tidak ada lagi yang membuat dua langit cerah di wajahmu itu menjadi merah muda, dan parahnya lagi kalau sampai hujan! Tapi cinta dan kekasihmu itu seperti air laut dan terik matahari yang kala keduanya bertemu akan membentuk uap air. Uap air yang terkadang di saat yang tak terduga akan menurunkan hujan dari matamu.

Kini kau sudah kembali pada kekasihmu, dan mata yang memerah dan berair itu sudah lama tak kulihat lagi. Tapi tisu masih setia di tas punggungmu maupun di saku baju seragammu meski ujungnya kau remat hingga menjadi kusut dan porak poranda hingga akhirnya mendarat di sebuah tempat yang sangat bau. Mungkin tisu lah yang sangat berjasa bagimu. Bukan kekasihmu dan bukan pula aku. Apalagi aku, belum apa-apa sudah kau salah artikan dan kau campakkan.
Suatu hari ku dapati dirimu menunduk memencet-mencet ponsel dengan seriusnya lalu tak lama kemudian air mata itu datang lagi. Ternyata lelaki yang kau anggap kekasih sudah bukan murni kekasihmu lagi. Lagi cinta membuat matamu memerah lalu hujan.


Tiba-tiba aku terbangun dan kudapati tubuh ini terasa basah kuyup, kusut dan hampir porak poranda. Mungkin aku baru saja kau gunakan mengusap air matamu sebelum akhirnya mendarat di tempat sampah yang kotor dan bau ini. Kubuka mata, hujan tisu baru saja terjadi.



Lum`jang, 4-10-2012

Wisnu Vandal,.

Saturday 6 October 2012

Bupati Lumajang, Sjahrazad Masdar dan Wakil Jalan Santai Bersama Warga

Rendi Adiansa : Minggu, 7 Oktober 2012, Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar dan Wakil As'at Malik, mengikuti serangkaian kegiatan di desa Tempeh Lor kecamatan Tempeh dalam rangka memperingati HUT TNI yang ke 67. Terlihat bupati dan wakil berada pada rombongan terdepan dan tentunya tidak terlalu ketat dikawal. Jalan santai ini diikuti sekitar 2000 peserta ini berlangsung tertib. Start dimulai dari lapangan Graha Gading Mas Lumajang dan finish di tempat yang sama. Kegiatan jalan santai ini dimeriahkan dengan artis artis dangdut jawa timur dan ada beberapa doorprize undian untuk pesertanya. Antara lain ; Kulkas,TV,Sepeda dlsb. Warga yang antusias mengikuti kegiatan ini sangat bahagia apalagi sangat jarang saat ini seorang bupati dan wakilnya berbaur dengan masyarakatnya.

Friday 5 October 2012

Cerpen : Memecah Asa

Suatu hari saat Ramadhan. Salah satu produsen otomotif mengadakan school visit untuk membuka pendaftaran audisi pencarian bakat. Antara lain Band dan CheerPom. Saya cuma melihat, tidak ada rencana apapun. Hanya saja salah seorang teman mencantumkan mana saya saat pendafataran audisi. Begitu mengetahui sontak saja saya kaget dan heran. Mau tak mau harus dijalani saja. Dalam perkiraan event yang pendaftarannya gratis itu pun saya berspekulasi akan tidak ada sesuatu yang istimewa. Sudah lokal, gratis. Santai saja. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Grup saya latihan seperti layaknya akan manggung di agustusan RW dengan vokalis yang lebih mirip ibu ibu arisan yang doyan karaoke keluarga di warung ikan gurame bakar.

Indra dan Daniel saat maju mendaftar Audisi, ditemani Host centil milik JTV Surabaya. Saat itu, memang diliput JTV.

1 bulan lebih waktu latihannya. Tapi kami sengaja latihan semenjak 1 minggu sebelum audisi. Membawakan lagu jingle iklan besutan Ahmad Dhani dan lagu pilihan yang sudah berubah tiga kali. Oh ya, saya yang jadi keyboardis sebenernya sama sekali tidak menguasai tehnik main piano. Saya belajar otodidak. Saya main yang terpenting cuma untuk enak didengar saja. Lagu pilihan pertama jatuh pada Kesempatan Kedua. Hari kedua latihan berubah lagi, lagunya ibu Bunga Citra Lestari Alamku (lo? jangan dirubah namanya) yang bertajuk Kecewa (karena remidi entah karena UH Kimia ) dan Latihan 4 Terakhir diputuskan pada lagu Viera Bersamamu ( Lagu remaja galau karena influrenza ). Kami latihan rutin tiap hari dengan durasi 2x60'x7 Hari penuh. Target saya cuma cari pengalaman. Tapi entah dengan target teman saya. Saat take vocal suara vokalis 1. Adel terdengar merdu semerdu aslinya, suara vokalis 2. Ifa lembut nan mempesona bak mutiara dibalut kan sutra bertahta berlian afrika 24 karat ( seperti silet dan iklan jam tangan saja) Tak ada fals (menurut saya) cuma sedikit sumbang saat nada tinggi. Entah karena belum berguru pada Kitsie Emerson atau sodaranya Adel S_L_U. Semuanya mulus.

Hari jumat. Kami selesai latihan jam 5 Sore. Jadwal studio keesokan hari sudah penuh dengan pesanan. Indra dan Ifa terpaksa hunting di daerah kuburan belanda untuk cari 1 set alat musik (teru gue harus bilang wow gitu?). Sementara itu saya , adel , dan april merasakan dorongan jiwa kehidupan tuk melepas dahaga dan keletihan. Saya bilang, "Nirmala enak" April menjawab, "Larang lo." saya sahut "murah tuku pecel". Tanpa pikir panjang merekapun terbuai oleh bujuk rayu saya, jujur saya sendiri belum tau kalau ada menu pecel peyek di situ. Hanya menduga belaka. Sampai disana ternyata beneran ada. Huih... Alhamdulillah. "Mbak pecel sama teh angetnya 3 ya :D !!!" sapaku. "oh ya dek tunggu bentar ya!" sahut pelayan rumah makan salah satu kabupaten di jawa tengah itu ( Tegal, Warung Tegal ). Suara pelayan itu sepintas mirip suara penyiar tv one. Namun wajah penuh senyumnya mirip Chelsea O.W. Pesanan datang! Diawali bismillah kami makan. Satu porsi itu sudah berlebih menurutku dan tak akan muat sekalipun perut kosong. Glek, tegukan teh hangat yang segar ketika tarkhim masjid berkumandang. April dan Adel yang menurutku imut imut itu ternyata menyantap tanpa sisa makanan itu. Wow,  hebat. Ku raba raba saku ku. Hanya ada uang senilai 50rb tersisa. Membayar uang mamin sebesar 8ribu sangat berat bagiku yang hanya menerima uang saku sebesar 100rb perbulan. Ironi siswa SMA. Saat kami keluar, tibalah indra dan iepha. Kita diskusi sejenak di halaman masih al huda lumajang. Diputuskan hari sabtu besok latihan di Pasirian. Di DW Studio tepatnya, daerah Joho.

Hari minggu pagi buta,



Aku bersiap semenjak jam 4. Aku mandi  sambil nyanyi "Semakin Didepan" teriak teriak seperti orang ngigau. Tiiin. Indra datang bersama sang kakek yang membawa "kereta mewah" pribadinya itu. Menjemputku ke Audisi di Roxy Square Jember. Bismillah. Kami berangkat ke kota menjemput adel,april,iepha,dan daniel. Selepas itu kami bercanda tanpa beban sepanjang perjalanan. Kami "ngandok" di rawon emperan yang katanya paling top di Jember. Memang enak, hanya porsinya yang pelit memaksaku untuk menahan nafsu #eaaa hehehe. Habis minum terasalah ganjal. Kebelet ku rasakan. Aku,Daniel sama sama kalang kabut dibuatnya. Cari cari toilet seperti maling dikejar masa, tak ketemu juga. Kami tahan saja. Tancap gas ke TKP.  Namun akibat menahan kencing, Chord dan improve yang aku ingat hilang seketika, semua berubah jadi nervous. Mata menggeliat di warles dekat Roxy. lima menit kemudian, ditemukan sebuah lubang pelepas rindu, eh pelepas seni maksutku, alias Toilet. Tangan memegang HP sambil browsing chord. Sangat jarang bagiku lihat chord. biasanya pake solfes. ya masalahnya itu tadi, Nervous. Kami jalan jalan masuk ke roxy sambil meninjau panggung. Wew gede juga ya? Tambah nervous nih. Ditambah taping sama mas mas JTV Surabaya. Disuruh masuk area sama di shoot kamera MD hehe. Serasa jalan di red carpet Grammy. Kabarnya 20 peserta ternyata kami urutan 151. Tidak salah? tidak kok, itu benar. Lelah rasanya menunggu giliran tampil. Mendengar buzzer dari juri untuk grup lain rasanya miris. Kasian gitu. Tapi mulutku tiada henti komat kamit mengamati perform band lain sambil ngilangin tegang. Tiba - tiba mas mas gemulai dari Yamaha memanggil "persiapan softaction...." "dek tolong standby di backstage ya!" wah tambah deg degan kami.

Penampilan Band Kami saat Audisi


 Standby sejak jam 10, kami baru tampil jam 3. Berdoa bersama di belakang panggung, Mulailah kami tampil dengan 2 lagu. Lagu pertama berjalan mulus. Namun saat lagu ke dua di Reff juri akhirnya menekan buzzer. Sang host berkata "selamat datang di pusat karaoke keluarga..". jujur agak tersinggung saya. Sang juri  berkomentar "kalian masih belajar. ini event besar ya? latihan dulu aja. 1 dari kalian, udah berani tampil sudah hal jempol bagi kami". Kamipun menerima dengan lapang dada. Saat turun panggung adel menangis penuh penyesalan. saya tekankan "gpp del, ga usah nangis kan pasti ada menang kalah. berani tampil, kita sudah baik del." Sudahlah tidak masalah kami pulang dengan tangan hampa. :) Terima kasih saya ucapkan pribadi untuk semua temen2 yang udah support kami. Sekian. Wasalamualaikum.

Senja di Halaman

Tatkala melihat awan nan elok. Sang surya mulai tersipu malu dibalik bukit. Senandung Cinta membara dalam hati, ketika menatap seonggok bangunan berwarna hijau putih. Seketika perhatian terpusat pada seseorang. Tak jelas siapa dia namun aku seperti pernah mengenalnya. Ternyata dia adalah kakek tua renta yang aku temui tdai pagi. Dia menatap penuh senyum yang seolah menyimpan makna mendalam. Seolah berpesan bahawa masa depan bangsa kami ada ditangan hamba dan kawan. Saat itu tubuhku lemah seolah tak berdaya ada apa gerangan? Waktu menunjukkan pukul 16:00, sebut saja Blacky. Mengirim pesan sebanyak 13 kali tanpa aku ketahui. Belum terlintas dibenak apakah isi pesan tersebut.  Dia berkata "selamat ya. aku udah ga sanggup lagi. jangan sampai kamu kecewain kita semua." jujur saja semakin bingung perasaanku. Belum selesai Kakek misterius sekarang pesan bermakna tak jelas. Kuputuskan ke persimpangan jalan sekedar untuk mencari minum di toko milik sorang pendatang. Kutunggu angkutan yang biasanya mengantarku dari Lumajang ke Tempeh.  " pasirian lee,, candipurooo.." teriak sang kernek. Aku masih bimbang. Apa aku harus pulang dengan membawa misteri atau menunggu sampai aku bertemu seorang teman yang mengerti semua ini? Apakah aku harus rela jalan kaki 10 KM karena angkutan itu yang terakhir. It's to hard for me.